Husnuzh zhan kepada ALLAH swt adalah beriman dan yakin kepadaNya bahwa segala ketetapan dan keputusanNya itu adalah kebaikan semata bagi diri kita. Sehingga kita menjaga diri dengan selalu mengingatNya, mendekatkan diri dan selalu memohon pertolongan-Nya.
عن جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أنه يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ
Dari Jabir bin AbdiLLaah bahwa dia berkata: aku mendengar RasuluLLaah shallaLLaahu 'alaihi wasallam bersbda: "Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnuzh zhon pada ALLaah.
(HR. Ahmad no. 14053, Muslim juga meriwayatkan dengan redaksi وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ )
Hadits-hadits terkait dengan
AKU sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ هُمْ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
Dari Abu Hurairah dia berkata; Nabi shallaLLaahu 'alaihi wasallam bersabda: "ALLaah 'azza wajalla berfirman; 'Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil."
(HR. Al-Bukhari: 6586, Muslim: 4832)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حَيْثُ يَذْكُرُنِي وَاللَّهِ لَلَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ يَجِدُ ضَالَّتَهُ بِالْفَلَاةِ وَمَنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَمَنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِذَا أَقْبَلَ إِلَيَّ يَمْشِي أَقْبَلْتُ إِلَيْهِ أُهَرْوِلُ
Dari Abu Hurairah dari RasuluLLaah shallaLLaahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: 'ALLaah ta'ala berfirman: Aku bersama persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Demi ALLaah, ALLaah Ta'ala sangat gembira menerima taubat seseorang kamu, melebihi kegembiraan seseorang yang menemukan kembali barangnya yang hilang di suatu tempat yang luas. Barangsiapa mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari kecil.'
(HR. Muslim: 4927)
___________________________
Banyak yang memaksakan hadits-hadits itu sebagai dalil dari teori "Anda Adalah Seperti Yang Anda Pikirkan".
Prasangka kepada ALLaah Yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya prasangka (iman, yakin, amal) berubah menjadi kekuatan pikiran.
Jika ini dibiarkan dan tidak dikembalikan kepada tempatnya lagi bisa berubah sebagi ungkapan-ungkapan yang meniadakan ALLaah swt dalam kehidupannya. Yang ada adalah semua tergantung pikiran kita sendiri. Kalau pikiran buruk maka keburukan akan mengenai kita, dan jika pikiran baik (positif) maka kebaikan akan kita dapatkan.
Padahal, hadits-hadits shahih yang terkait dengan kalimat أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي 'Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, itu berhubungan dengan:
- Mengingat ALLaah swt yang terus menerus (perlu dijabarkan lagi tentang makna berdzikir). Bersama ALLaah swt dalam niat, konsep, praktek, permintaan dan harapan.
- Taubatnya hamba kepadaNya. Pernyataan dan komitmen selalu kembali kepada ALLaah swt.
- Taqorrub kepada ALLaah swt.
Jadi, prasangka di situ tidak kosongan terserah manusianya mau bagaimana maka akan terjadi seperti itu.
Segala sesuatunya bi masyii-atiLLaah بمشيئة الله (dengan kehendak ALLaah) dan kita harus menyatakan itu dalam niat, pikiran, tindakan, permintaan dan harapan.
No comments :
Post a Comment